Jendela Waktu

kutitipankan sebuah sajak kerinduanku padamu Papa dan Mamah, rinduku padamu melebihi rinduku pada apa yang ku impikan,, dibalik semua yang engkau berikan padaku,, dibalik semua sayang, perhatian, dan semua yang engkau berikan,,, tidak pernah tergantikan dalam hidupku,,,
mimpiku, adalah sesuatu yang ku capai karna Ibu dan terdorong dengan motivasi olehmu Ibu... ini dan nanti semuanya untukmu Papa dan mamah,, 
Punggung subuh, ia kupanggil,,
Pagi buta, embun masih beku diperaduan
Sapi-sapimu belum menguap diladang bu, lihatlah ia masih bergelumun rumput
Kenapa ibu tak dengar suaraku yang melemah, ah ibu..biarkan saja aku sesaat
Tanganmu menjangkau ku dengan lembut, engkau bisikkan naskahmu..syahadatkan hatimu subuh ini dinda
Aku mengerang manja ditanganmu, ibu aku masih ingin lelap kataku,,
Engkau diam, berdiri dan menggulung setiap tirai di jendela
Engkau berlalu dan aku berdiri dengan ringkih, kulihat punggungmu sudah menjauh,,
Kucoba mengikutimu, aku kehilangan,, kucoba memangilmu, engkau tak tampak..
Ibu, aku bangun untukmu kataku.. engkau dimana? Ibu,,, aku teriak
Dengan lembut kau raih kepalaku, ibu disini…bersamamu dan selalu disini buah hatiku 
Bersamamu, memegangmu, menyentuhmu, dan memelukmu kapan saja.. 
Jauh, dekat, ibumu selalu bersamamu.. 
Jendela hati ibu, adalah tempatmu anak-anakku…

Dan sebuah surat sayang dari anakmu untukmu ayah tercinta yang tak pernah isa diganti dengan ayah yang lain... mungkin kita terlihat seperti teman ayah, semunya dibagikan kepada kami anakmu,,, apa yang kami tonton, juga tontonanmu ayah, apa yang kami baca juga bacaanmu ayah,,, waktumu memang tak sebanyak waktu ibu,, tapi curahan sayangmu tak tertandingi oleh ibu..ayah,, ayah, dirimu tak pernah menyebutkan apa yang engkau kerjakan, seberat apapun, sejauh apapun,, engkau lakukan untuk kebahagian kami disini, engkau berikan istana termegah, kelengkapan yang indah, tanpa pernah menyebutkannya pada kami,,
karna ayahlah anakmu seperti ini sekarang, karena ayah kebahagian ini utuh kami rasakan.... terimakasih ayah, terimakasih ibu... kami sayang mamah dan papa,,


Selangor, 27 Maret 2015 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sang nona bercerita,,

Anggaplah Rindu itu Proses

Gadis Modern dan Lelaki Senja